Jumat, 20 Maret 2009

Rank of Universities of Indonesia, where is brawijaya???

http://www.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id
POSITION


WORLD RANK UNIVERSITY SIZE VISIBILITY RICH FILES SCHOLAR






































Kamis, 05 Maret 2009

Tenaga surya membunuh bakteri dalam air

Ilmuwan telah mengembangkan teknik-teknik dekontaminasi air dengan tenaga surya dalam upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit-penyakit asal air di negara-negara berkembang.

Disinfeksi air dengan tenaga surya merupakan sebuah cara yang sederhana untuk membunuh bakteri dalam air. Metode ini digunakan oleh rumahtangga-rumahtangga di negara-negara berkembang dimana ketersediaan air minum yang aman cukup langka. Mereka mengisi botol-botol plastik dengan air dan menjemurnya di bawah sinar matahari, dimana radiasi UV dan suhu air yang meningkat membunuh bakteri dalam enam jam. Tetapi metode ini memerlukan sinar matahari yang kuat dan volume air yang bisa disterilkan terbatas.

Sinar matahari digunakan untuk disinfeksi air dalam botol-botol plastik tetapi jumlah air yang bisa disterilkan terbatas.

Kevin McGuigan dari The Royal College of Surgeons di Irlandia, Dublin, dan rekan-rekannya menyelidiki disinfeksi air yang terkontaminasi Escherichia coli dengan menggunakan tenaga surya dalam reaktor-reaktor aliran volume besar. Sebuah pompa mensirkulasi air antara sebuah tangki penampung dan sebuah tabung kaca yang dikelilingi oleh penangkap sinar matahari yang memfokuskan energi matahari ke dalam tabung. Mereka menemukan bahwa penonaktifan E. coli tergantung pada total dosis sinar matahari bukan pada intensitas cahayanya. Mereka juga menunjukkan bahwa reaktor-reaktor ini bisa menjadi tidak efektif karena bakteri mendapatkan dosis radiasi yang tidak kontinyu ketika bakteri-bakteri tersebut mengalir antara tangki penampung yang tidak terkena cahaya dengan tabung yang terkena cahaya. Jika bakteri tidak dinonaktifkan secara sempurna oleh sinar matahari, maka keadaan tidak terkena cahaya akan memberi waktu bagi bakteri-bakteri ini untuk pulih dari kerusakan akibat radiasi, sehingga menjadikan mereka lebih resisten ketika disinari ulang.

"Bagi saya, signifikansi utama dari penelitian ini adalah bahwa metode-metode ini bisa menjadi efektif, tetapi penghitungan ulang aliran dalam reaktor disinfeksi surya harus dirancang dengan cermat untuk menghindari kemungkinan terbentuknya sub-populasi patogen resisten yang tetap bertahan akibat keterpaparan sinar matahari yang tidak lengkap," kata McGuigan.

"Penelitian ini merupakan sebuah kontribusi penting yang menunjukkan kelebihan dan kekurangan potensial dari disinfeksi dengan sinar matahari, tergantung pada tipe reaktor cahaya surya dan cara operasi," tanggap Cesar Pulgarin, seorang ahli di bidang proses dekontaminasi biologis di Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne, Switzerland. "Ini juga merupakan upaya pertama untuk menilai dosis UV minimum yang diperlukan untuk penonaktifan bakteri secara sempurna dengan disinfeksi tenaga surya."

WHO memperkirakan bahwa lebih dari satu milyar orang kekurangan akses terhadap air minum yang aman, yang menghasilkan jutaan kematian setiap tahun akibat penyakit-penyakit terkait air seperti diare. McGuigan mengatakan dia berencana memperkenalkan teknologi reaktor alir ini di negara-negara berkembang, dimana dia berharap ini bisa memberikan bantuan darurat bagi komunitas-komunitas yang dilanda kelaparan, banjir, dan peperangan.

bau badan sebagai ganti sidik jari berbasis biologi

Suatu saat, polisi atau detektif tidak perlu mencari sidik jari ataupun melakukan tes DNA pada bercak darah yang didapat dari tempat peristiwa kimia tapi cukup hanya dengan menggunakan alat elektronik pendeteksi bau bisa mendeteksi siapa sang kriminal. Ternyata akhir-akhir ini, para ilmuwan menemukan bahwa bau badan seseorang serupa dengan sidik jari, dan indikator yang berbasis biologi ini mampu diterapkan untuk mendeteksi individu tertentu karena memiliki ciri khas yang sebanding dengan sidik jari.

Para ilmuwan dari Monell Center mengajukan sebuah penelitian tentang tingkah laku dan jejak kimia yang menyimpulkan bahwa bau unik seseorang akan tetap terdeteksi bahkan bila terjadi perubahan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.

"Hasil penemuan yang berbasis subjek hewan ini mendukung teori ilmiah bahwa bau badan menyediakan sebuah 'sidik bau' yang konsisten dan serupa dengan sidik jari atau sampel DNA," ujar Gary Beauchamp, PhD. Gary Beauchamp adalah seorang ahli tingkah laku bidang biologi di Monell dan salah satu dari penulis senior artikel tentang penemuan ini. "Bau unik ini dapat dideteksi dengan menggunakan hidung hewan maupun instrumen kimia."

Mamalia seperti tikus dan manusia diketahui memiliki bau badan unik yang ditentukan secara genetis yang disebut 'odortypes' (tipe bau −red). Odortypes ditentukan dalam suatu bagian di gen oleh Major Histocompatability Complex (MHC), dimana ini pada ujungnya dapat membuat perbedaan bau antara satu individu dan yang lainnya. Gen yang sama juga terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh.

Informasi odortype ditransmisikan melalu cairan tubuh seperti keringat dan urin, dimana matriks ini mengandung sejumlah senyawa kimia organik volatil (mudah menguap, -red). Senyawa organik volatil pada umumnya memiliki karakteristik bau yang unik.

Tipe makanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi bau badan sesorang. Bawang putih, sebagai contohnya, dapat dideteksi dalam bau tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Selain itu, perubahan menu makanan memiliki akibat menghalangi deteksi dari odortype sehingga menutupi identitas bau sejati. Untuk menyelidiki pertanyaan ini, para peneliti melakukan sebuah rangkaian percobaan dalam tingkah laku dan eksperimen kimia.

Dalam tes tingkah laku, 'sensor' tikus indera penciuman mereka yang dilatih untuk memilih antara pasangan tikus uji yang memiliki perbedaan dalam gen MHC, baik yang berbeda gen maupun yang berbeda dalam menu makanan. Analisis kimia dengan instrumen untuk memeriksa sejumlah senyawa organik volatil dalam urin tikus yang memiliki set MHC yang berbeda dan menu makanan yang berbeda.

Hasilnya mengindikasikan bahwa odortypes tetap ada walaupun menu makanan berubah. Menu makanan yang memiliki karakteristik bau yang kuat sekalipun tidak akan menghilangkan odortypes dari satu tikus. Selain itu penelitian secara metode kimia dan tingkah laku pun mengindikasikan kesimpulan yang sama.

"Penemuan ini mengindikasikan bahwa sidik bau berbasis biologi serupa dengan sidik jari, dan mampu diterapkan untuk mendeteksi satu individu. Jika ini diterapkan dalam kasus manusia, hal ini membuka kemungkinan bahwa suatu perangkat dapat dikembangkan untuk mendeteksi sidik bau manusia," ujar penulis utama Jae Kwak, PhD, seorang ahli kimia di Monell.

Menurut Beauchamp, pendekatan yang sama sedang diselidiki untuk meneliti hubungan bau tubuh dengan penyakit. Penelitian ini dapat menuju perkembangan alat elektronik untuk pedeteksian awal dan diagnosis cepat dari penyakit seperti kanker kulit dan paru-paru dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus.

Pemanis Buatan dalam Minuman Berenergi, Tanpa Peringatan..!



Sekalipun ada peraturan makanan (dan minuman) yang mengandung pemanis buatan harus mencantumkan keterangan dan peringatan kepada konsumen, di pasaran masih dijumpai minuman berenergi produksi dalam dan luar negeri yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkan salah satu atau kedua hal tersebut.

Bulan Mei 2002 lalu, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) bersama majalah Human Health telah menguji 35 produk sumplemen penambah tenaga (minuman berenergi) yang paling banyak diminati masyarakat. Hasilnya, banyak produk yang menggunakan pemanis buatan seperti sorbitol, aspartam, dan siklamat, namun tidak mencantumkan dalam bahan baku, atau mencantumkan, tetapi tanpa peringatan kepada konsumen.

Pengamatan Kompas di lapangan pekan lalu menunjukkan, tidak ada perubahan signifikan pada label-label minuman berenergi yang sudah disurvei YPKKI. Masih banyak produk minuman berenergi dengan pemanis buatan yang tidak mencantumkan peringatan pada konsumen, meski sebagian mencantumkannya dalam kandungan bahan baku.

Dari contoh produk yang tersedia, diketahui Hemaviton Energy Drink mencantumkan siklamat dan sorbitol, Joss Kid dan Extra Joss mencantumkan aspartam. Ini sesuai dengan survei Bulan Mei. Dari survei Bulan Mei itu juga diketahui Hemaviton Jreng menggunakan aspartam.

Selain itu, survei YPKKI juga mencatat dua sampel yang tidak mencantumkan jenis pemanis yang digunakan, yaitu Redoxon Double Action dan Supradyn, satu sampel tidak mencantumkan tata cara penggunaan (Bee Jelly), dan 12 sampel tidak mencantumkan peringatan efek samping (Galin Bugar, Hemaviton, Kratingdaeng-S, Kratingdaeng, Lipovitan Honey, Lipovitan, M-150, Neo Ultracap, Chew Chan Wan, Gejie Da Bu Wan, Ginseng Tonic Pill, dan Sea Horse).

Pelanggaran terbesar menurut survei Bulan Mei adalah tidak mencantumkan batas waktu kedaluarsa (48,6 persen) seperti pada produk Peking Lingching Royal Jelly, Peking Royal Jelly, Superviton, Neo Ultracap, Pharmaton Formula, Sea Dragon Ginseng, Sehat Perkasa, Supra Ginseng Kidney, Renshenfengwangjiang-Ginseng Royal Jelly, Alrodeer Pills, China Meng Nan, Chew Chan Wan, Gejie Da Bu Wan, Ginseng Tonic Pill, Jianshenwang, Kangweiling Wan, dan Sea Horse.

Ada juga yang tidak mencantumkan tanda peringatan atau efek samping dan indikasi dalam bahasa asing masing-masing (34,3 persen), mencantumkan tanda peringatan atau efek samping dalam bahasa asing (20 persen), tidak mencantumkan nomor registrasi Departemen Kesehatan/Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Depkes/BPOM) (22,9 persen), dan tidak mencantumkan komponen pokok (11,4 persen).

Produk yang mencantumkan pemanis buatan sesuai lampiran Permenkes Nomor 208/ Menkes/Per/IV/85 tentang pemanis buatan yakni aspartam, sodium siklamat, natrium siklamat, dan larutan sorbitol hanya 8,6 persen.

Melanggar aturan
Menurut Ketua YPKKI dr Marius Widjajarta SE, sebagian besar produk melanggar Pasal 8 UU Perlindungan Konsumen, penandaan dan informasi (PP 72/1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan), PP 69/ 1999 tentang label, dan iklan pangan serta Permenkes Nomor 208/1985.

Marketing dan Customer Service Manager PT Bintang Toedjoe-produsen Extra Joss- Susilo Nugroho yang dikonfirmasi mengakui memakai aspartam, namun ia mengatakan produk itu aman bagi semua orang. "Sumbernya adalah keterangan dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS), World Health Organisation (WHO), dan International Food Information," katanya.

General Manager PT Tempo Scan Pacific yang memproduksi Hemaviton Energy Drink dan Hemaviton Jreng, Paul Hariyanto, menyatakan pihaknya memproduksi Hemaviton (termasuk kandungan di dalamnya) sesuai aturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Kami membuatnya sepengetahuan BPOM, tentunya kalau tidak mendapat izin produksi kami tak akan berani mengedarkannya," kata dia.

Paul juga menjelaskan, label yang ditempel di produk juga sudah melalui pemeriksaan BPOM. "Kami tak bisa memproduksi label sendiri," tambahnya.

Marius juga menyayangkan bahwa produk yang menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI tentang pemanis buatan, tetap mengantungi izin BPOM. Menurut Permenkes 208/Menkes/Per/IV/85, pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu aspartam, sakarin, siklamat, dan sorbitol.

Permenkes tentang pemanis buatan dalam Pasal 11 Ayat 2 berbunyi, label makanan yang mengandung pemanis buatan juga harus mencantumkan tulisan, "mengandung pemanis buatan" (a), "mengandung gula dan pemanis buatan", jika makanan tersebut selain mengandung pemanis buatan juga mengandung gula (b), serta tulisan "untuk penderita diabetes, dan atau orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah" (c).

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Prof Dr Ir Dedi Fardiaz yang dihubungi Minggu (29/9) menyatakan akan mencek kembali izin minuman berenergi tersebut. "Saya harus cek dulu, karena bisa saja saat mendaftarkan produknya produsennya belum memakai bahan pemanis tersebut," katanya.

Hati-hati
Soal keamanan pemanis buatan, farmakolog Prof dr Iwan Darmansjah SpFK menyarankan agar konsumen berhati-hati mengonsumsi produk dengan pemanis buatan. "Jika pemanis buatan seperti aspartam dan siklamat digunakan dalam jumlah moderat tidak masalah, terutama bagi mereka yang sedang diet gula. Namun, konsumsi terus-menerus bisa berdampak kurang baik," tutur Iwan.

Ia mencontohkan, gula untuk penderita diabet baik digunakan untuk minum kopi. Tetapi, bila ia lalu minum teh lima kali dan setiap kali minum memakai produk tersebut, jelas tidak sehat.

Menurut Iwan, orang sehat lebih baik minum gula biasa, sebab pemanis buatan ditujukan untuk orang tertentu misalnya penderita diabetes. Namun, produsen memakainya karena harganya lebih murah.

Dokter ahli gizi di Jakarta yang tidak mau disebut namanya menambahkan, pemakaian siklamat di AS sudah dilarang karena percobaan pada tikus menimbulkan kanker buli-buli. Aspartam tidak boleh digunakan di air mendidih sebab bisa terurai menjadi metanol yang bisa menyebabkan kebutaan, lalu fenilalanin yang mengganggu perkembangan otak. (TRI)

BE EXTRAORDINARY ENTREPRENEUR (BEE),,,THE NEXT HGE4 EVENT...




Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (HIMALOGISTA) adalah sebuah himpunan mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Himalogista didirikan pada tanggal 23 Pebruari 1999. Himalogista adalah wadah bagi mahasiswa THP yang ingin menyalurkan aspirasinya melalui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dunia pangan. Dalam perjalannya Himalogista telah berkali-kali menyelenggarakan kegiatan sekitar dunia pangan dari yang berskala lokal hingga berskala nasional dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten berskala nasional. Dan kegiatan tersebut telah menjadi suatu brand tersendiri bagi Himalogista.
Kegiatan berskala nasional yang pernah diadakan oleh Himalogista antara lain: Seminar ISO:14000, Seminar ISO 9001:2000, Seminar ISO:22000, Seminar dan Pelatihan ISO 9001:2008, Seminar dan Pelatihan HACCP, Talk Show ”Mom and Kids Care with Nutrition” bersama Kak Seto, Seminar Ketahanan Pangan, Seminar Diversifikasi Pangan ”Independent Food”, Seminar Perdagangan Bebas ”Internasional Free Trade” yang melibatkan GAPMMI, Himalogista Great Event 1, 2, 3 dan kegiatan lainnya.



1. Latar Belakang
Saat ini merupakan era yang potensial untuk membangun usaha yang berlandaskan kemandirian untuk bergerak maju menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa harus bergantung pada permintaan industri dan menjadi seorang karyawan. Usaha mandiri menunjukkan adanya usaha keras dalam diri kita untuk bergerak maju dengan inovasi terdepan dan kerja keras. Adanya persaingan global terus memacu para wirausahawan untuk terus bergerak dalam memajukan usaha yang dirintisnya.
Meningkatnya jumlah penduduk dunia, mengakibatkan semakin tinggi pula permintaan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dengan situasi seperti ini, semakin membuka peluang untuk menciptakan usaha mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tetapi dengan adanya krisis global yang melanda seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang cukup besar bagi keberadaan usaha mandiri yang sebagian besar masih dalam tergolong usaha kecil menengah. Krisis global ini memberikan dampak yang buruk bagi usaha kecil menengah, baik dari segi target pasar maupun lancarnya usaha mereka.
Mengatasi masalah-masalah yang disebabkan oleh krisis global maka diperlukan suatu wawasan dan inovasi untuk mempertahankan usaha yang telah dirintis. Wawasan yang diperlukan dalam permasalahan seputar UKM ini adalah wawasan yang meliputi manajemen, sistem pemasaran, birokrasi perijinan, dan inovasi yang berkelanjutan. Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya (Himalogista) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI) mencoba untuk memberikan suatu sarana bagi masyarakat yang telah memiliki usaha mandiri maupun yang akan mendirikan usaha mandiri yaitu suatu seminar yang akan mengangkat seluruh permasalahan seputar pembentukan sebuah usaha mandiri beserta pemecahannya oleh ahli-ahli yang berpengalaman dan berkompeten di bidangnya.
Dengan didukung oleh Universitas Brawijaya sebagai perguruan tinggi negeri yang telah menjadi Entrepreneural University dan HMPPI yang merupakan organisasi nasional yang terdiri dari himpunan mahasiswa di seluruh universitas yang ada di Indonesia yang menitikberatkan pada bidang pangan serta sangat peduli terhadap pengembangan UKM di Indonesia, maka seminar “Be ExtraOrdinary Entrepeneur” sangat berpotensi untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha-usaha mandiri yang mampu bersaing dan bertahan dalam krisis global.




2. Tema Kegiatan
”Membangun dan Mengembangkan Usaha Mandiri yang Mampu Berkompetisi di Era Krisis Global ”




3. Nama Kegiatan
“BEE” (Be ExtraOrdinary Entrepreneur)




4. Landasan Kegiatan
1. Tri Darma Perguruan Tinggi
2. Program Kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universiatas Brawijaya periode 2008-2009
3. Program Kerja Divisi Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universiatas Brawijaya periode 2008-2009.



5. Tujuan Kegiatan
1. Menambah wawasan pentingnya sistem menajemen mutu dalam suatu usaha mandiri.
2. Memberikan pemahaman dan cara termudah dalam jalur perijinan Usaha Mandiri di Indonesia
3. Menumbuh kembangkan jiwa entrepreneur pada wirausahawan baru yang berpotensi
4. Menciptakan Unit Usaha Mandiri baru yang memiliki daya saing tinggi



6. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan wawasan tentang manajemen kualitas pada suatu usaha mandiri.
2. Memperoleh pemahaman dan cara mudah dalam jalur perijinan usaha mandiri, khususnya di Indonesia
3. Dapat mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan dalam diri
4. Memperoleh gambaran dan innovasi-inovasi dalam mendirikan usaha mandiri.



7. Sasaran kegiatan
Mahasiswa, UKM dan Masyarakat Umum.



8. Waktu dan tempat Kegiatan
Waktu : Sabtu, 14 Maret 2009
Tempat : Widyaloka Hall Center Universitas Brawijaya




9. Deskripsi Kegiatan
Be ExtraOrdinary Entrepreneur merupakan Seminar Entrepreneurship yang terdiri dari penyampaian materi dan talk show dalam usaha untuk menyelesaikan segala permasalahan dan tantangan yang dihadapi pembentukan dan pengembangan suatu wirausaha mandiri dalam era perdagangan bebas dan krisis global saat ini. Materi-materi yang akan diberikan meliputi Menejemen dan standart mutu yang disesuaikan dengan UKM ( Trainer and Advisor ISO : 9200, Ir. Ida Bagus Gandhem Ces), Kiat-kiat berwirausaha dan menyiasati jalur birokrasi perdagangan (Kabid Koperasi dan UKM Diskoperindag tahun 2004 – 2008, Drs. Wajjdi Syah Bc. Ak, MM) serta Jalur permodalan usaha mandiri dalam system perbankan dan prediksi trend bisnis 2009 ( Manager distrik mikorbisnis Bank Mandiri Malang, Aris Kuncoro), serta sharring pengalaman, inovasi dan trik berwirausaha oleh H. Abdul Rachman Tukiman (owner dari “Bakso Kota Cak Man” pelopor bakso bakar, makanan khas asli Malang).



10. Sekretariat
Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang, Telp. 0812-3312-8787; Fax: (0341) 569214



Susunan Acara
Sabtu, 14 Maret 2009
07.30 - 08.00 : Registrasi + Persiapan Acara

08.00 - 08.30 : Ceremonial
Sambutan Ketua Pelaksana
Sambutan Ketua HMJ Teknologi Hasil Pertanian
Sambutan Pembantu Dekan III

08.30 - 10.15 : Materi Sesi 1 (Seminar)
Kiat-kiat usaha dan menyiasati jalur birokrasi perdagangan (Kabid Koperasi dan UKM Diskoperindag tahun 2004 – 2008, Drs. Wajjdi Syah Bc. Ak, MM)

10.15 – 10.45 : Coffee Break

10.45 - 12.45 : Materi Sesi 2 (Seminar)

Jalur permodalan usaha mandiri dalam system perbankan dan prediksi trend bisnis 2009 ( Manager distrik mikorbisnis Bank Mandiri Malang, Aris Kuncoro )
12.45 - 13.45 : Ishoma

13.45 – 15.45 : Materi sesi 3 (Seminar)
Menejemen dan standart mutu yang disesuaikan dengan UKM ( Trainer and Advisor ISO : 9200, Ir. Ida Bagus Gandhem Ces )

15.45 – 16.45 : Materi sesi 4 (Sharing pengalaman pribadi)
Sharring pengalaman , trik & Motivasi entrepreneur ( Pendiri dan owner Bakso Kota “Cak Man”)

16.45 – 17.15 : Penutupan

Tasyakuran 1 Dekade HIMALOGISTA

tasyakuran

“Alhamdulillah….”

Ungkapan rasa syukur itulah yang banyak diucapkan oleh seluruh keluarga besar HIMALOGISTA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian), karena tepat pada hari Senin 23 Pebruari 2009 kemarin HIMALOGISTA memasuki usia satu dekade sejak didirikan pada 23 Pebruari 1999.



Untuk memeperingati satu dekade berdirinya HIMALOGISTA sebagai salah LKM yang ada di FTP (Fakultas Teknologi Pertanian), para pengurus himpunan yang di koordinir oleh divisi Kaderisasi mengadakan tasyakuran. Acara tersebut merupakan acara syukuran sekaligus menjadi fasilitas para pengurus himpunan untuk dapat sharing dan menimba banyak ilmu tentang keorganisasian,dan berbagi pengalaman dengan ketua himpunan yang lama, dimana pada kesempatan itu hadir Sugiyono (Ketua Himpunan periode 2004-2005), Irawan Setya Wardhana (Ketua Himpunan periode 2005-2006), Danu Rahadis (Ketua Himpunan periode 2006-2007), dan Ketua Himpunan yang masih menjabat yaitu Supriyadi serta alumni pengurus himpunan lainnya.



Di moderatori oleh staff dari divisi kaderisasi itu sendiri, para Ketua Himpunan tersebut selaku tamu undangan memberikan banyak masukan-masukan yang sangat membangun bagi kepengurusan sekarang. Tanya jawab berlangsung sangat menarik dan penuh dengan isi, antara lain tentang bagaimana cara menciptakan iklim kekeluargaan yang yang sangat kental sehingga pengurus maupun non pengurus yang masih menjadi keuarga besar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dapat merasa ikut memiliki HIMALOGISTA walaupun di sisi lain dia aktif di organisasi lain, selain itu perbincangan menarik tentang bagaimana himpunan memfasilitasi mahasiswa yang punya jiwa entrepreneur untuk dapat menyalurkan potensinya tersebut. Acara di akhiri dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Supriyadi selaku ketua Himpunan, yang kemudian diteruskan dengan makan bersama para pengurus himpunan yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif.



Dengan adanya ini, juga diharapkan dapat mengupgrade semangat semua panitia HIMALOGISTA GREAT EVENT 4, untuk tetap bersemangat memberikan kontribusi baik pikiran maupun tenaga demi suksesnya acara tersebut.

HIMALOGISTA JAYA…..

BAHAYA MELAMIN


KARENA ingin menjadikan seolah kandungan proteinnya tinggi, produk susu di China dicampuri melamin. Tidak tanggung-tanggung, sekurangnya empat bayi meninggal dunia dan sampai hari ini sudah lebih dari 13.000 bayi harus dirawat.

Sebenarnya kasus yang mirip pernah terjadi secara luas tahun lalu akibat pengoplosan melamin ke dalam makanan hewan dari China. Akibatnya, ratusan anjing dan kucing mati serta ribuan lainnya menderita gagal ginjal.

Apakah melamin itu? Samakah dengan melamin yang dipakai untuk peralatan makan kita? Apakah bahayanya? Pelajaran apa yang dapat ditarik dari kasus ini? Tulisan singkat berikut akan mencoba memberikan jawaban atas hal-hal itu.

Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.

Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi, melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.

Berdasarkan informasi di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Karena pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya.

Penambahan melamin ke makanan tidak diperbolehkan oleh otoritas pengawas makanan negara mana pun. Walaupun seperti diberitakan Kompas, studi tentang efek konsumsi melamin pada manusia belum ada, hasil ekstrapolasi dari studi pada hewan dapat digunakan untuk memperkirakan efek pada manusia.

Hal itu telah tampak bila melamin bergabung dengan asam sianurat (yang biasa juga terdapat sebagai pengotor melamin) akan terbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.

Telah diketahui juga bahwa melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit, atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.

Melamin memang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Data keselamatan menyatakan, senyawa ini memiliki toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan. Pada studi dengan menggunakan hewan memang dikonfirmasi, asupan melamin murni yang tinggi mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih.

Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan.

Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.

Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!

Kasus ini memberi kita berbagai pelajaran. Pertama, analisis protein dalam makanan dengan metode penentuan nitrogen dalam kasus ini ternyata dapat dikelabui dengan bahan lain yang kandungan nitrogennya tinggi. Padahal, terdapat cara-cara lain untuk analisis protein selain dengan penentuan kandungan nitrogen, yang dalam kasus seperti ini perlu dilakukan.

Kedua, pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan aditif makanan harus diberikan ke semua lini, terlebih yang terlibat dalam produksi makanan. Keinginan mendapat keuntungan lebih besar, yang mungkin dipadukan dengan ketidaktahuan, ternyata berdampak amat besar.

Dalam skala yang berbeda dan melibatkan bahan yang berbeda, di sekitar kita banyak kasus seperti ini, misalnya kasus boraks, formalin, dan sebagainya. Saya yakin ”keuntungan” yang didapat dari tindak seperti ini tidak akan dapat membayar kerugian yang diakibatkannya, apalagi sampai hilangnya nyawa bayi-bayi tak berdosa.